Tarekat-tarekat Sufi dan Wirid-wiridnya
Lajnah Daimah
Pertanyaan:
Bagaimana hukum tarekat-tarekat sufi dan
wirid-wirid yang mereka susun dan mereka dengungkan sebelum shalat
Shubuh dan setelah shalat Maghrib. Apa pula hukum orang yang mengaku
bahwa ia melihat Nabi صلی الله عليه وسلم
dalam keadaan terjaga dengan mengucapkan, 'semoga kesejahteraan
diliimpahkan atasmu wahai mata-nya semua mata dan ruhnya semua ruh.'?
Jawaban:
Segala puji bagi Allah semata. Shalawat dan salam semoga senantiasa
dicurahkan kepada RasulNya, keluarganya dan para sahabatnya. Amma
ba'du.
Tarekat-tarekat dan wirid-wirid yang anda sebutkan itu
adalah bid'ah, di antaranya adalah Tarekat Tijaniyah dan Kitaniyah.
Dari wirid-wirid mereka itu tidak ada yang disyari'atkan kecuali
yang sesuai dengan Al-Kitab dan As-Sunnah yang shahih.
Adapun
yang disebutkan dalam pertanyaan ini, bahwa ada seseorang yang
menganut faham Kitani lalu ia melihat Nabi صلی
الله عليه وسلم
dengan inderanya dalam keadaan jaga dan mengatakan, 'semoga
kesejahteraan dilimpahkan atasmu wahai matanya semua mata .. dst.'
adalah suatu kebatilan yang tidak ada asalnya. Karena Nabi صلی
الله عليه وسلم
tidak akan pernah terlihat oleh seseorang dalam keadaan terjaga
(tidak dalam keadaan tidur) setelah beliau wafat, dan beliau tidak
akan keluar dari kuburnya kecuali pada Hari Kiamat nanti,
sebagaimana yang difirmankan Allah سبحانه و
تعالى,
"Kemudian,
sesudah itu, sesungguhnya kamu sekalian benar-benar akan mati.
Kemudian, sesungguhnya kamu sekalian akan dibangkitkan (dari
kuburmu) di Hari Kiamat." (Al-Mukminun: 15-16).
Dan
sebagaimana disabadakan oleh Nabi صلی الله
عليه وسلم,
أَنَا سَيِّدُ وَلَدِ آدَمَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ وَأَوَّلُ مَنْ
يُنْشَقُ عَنْهُ الْقَبْرُ
"Aku adalah pemimpin anak adam pada hari kiamat dan yang pertama
kali dibukakan kuburnya."[1]
Hanya Allah lah yang
kuasa memberi petunjuk. Shalawat dan salam semoga dicurahkan kepada
Nabi kita Muhammad صلی الله عليه وسلم,
keluarga dan para sahabatnya.
_________
Footnote:
[1] Imam Muslim meriwayatkan seperti itu
dalam Al-Fadha'il (2278).
Rujukan:
Fatawa Al-Lajnah Ad-Da'imah lil Buhuts
Al-'Ilmiyah wal Ifta', 2/184.
Disalin dari buku Fatwa-Fatwa
Terkini Jilid 2, penerbit Darul Haq.