Cara yang Baik Mengingkari Kemungkaran
Syaikh Ibnu Baz
Dan sabdanya,
[2] Dikeluarkan oleh Muslim dalam Al-Birr wash Shilah (2594).
إِنَّ الرِّفْقَ لاَ يَكُوْنُ فِيْ شَيْءٍ إِلاَّ زَانَهُ وَلاَ
يُنْزَعُ مِنْ شَيْءٍ إِلاَّ شَانَهُ
"Tidaklah kelembutan itu ada pada sesuatu kecuali akan
mem-perindahnya, dan tidaklah (kelembutan) itu tercabut dari sesuatu
kecuali akan memburukkannya."[2]
Serta berdasarkan hadits-hadits shahih lainnya.
Di antara yang harus dilakukan oleh seorang da'i
yang menyeru manusia ke jalan Allah serta menyeru kepada kebaikan
dan mencegah kemungkaran, adalah menjadi orang yang lebih dahulu
melakukan apa yang diserukannya dan menjadi orang yang paling dulu
menjauhi apa yang dilarangnya, sehingga ia tidak termasuk ke dalam
golongan orang-orang yang dicela Allah سبحانه
و تعالى
dalam firmanNya,
"Mengapa kamu suruh orang lain (mengerjakan)
kebaktian, sedang melupakan diri (kewajiban)mu sendiri, padahal kamu
membaca Al-Kitab (Taurat) Maka tidakkah kamu berpikir."
(Al-Baqarah: 44).
Dan firmanNya,
"Hai orang-orang yang beriman, mengapa kamu
mengatakan apa yang tidak kamu perbuat. Amat besar kebencian di sisi
Allah bahwa kamu mengatakan apa-apa yang tiada kamu kerjakan."(Ash-Shaff:
2-3).
Di samping itu, agar ia tidak ragu dalam hal itu
dan agar manusia pun melaksanakan apa yang dikatakan dan
dilakukannya.Wallahu waliyut taufiq.
Sumber:
Majmu'
Fatawa wa Maqalat Mutanawwi'ah, Juz 5 hal. 75-76, Syaikh Ibn Baz.
Disalin
dari buku Fatwa-Fatwa Terkini Jilid 2, penerbit Darul Haq.
[1] Dikeluarkan oleh Muslim dalam Al-Birr wash Shilah (2592).[2] Dikeluarkan oleh Muslim dalam Al-Birr wash Shilah (2594).
No comments:
Post a Comment