Kitab Iman
Jika masuk Islam tidak dengan sebenar-benarnya tetapi
karena ingin selamat atau karena takut dibunuh. Hal tersebut dapat
terjadi, karena Allah telah berfirman, "Orang-orang Badui itu berkata,
'Kami telah beriman.' Katakanlah (wahai Muhammad), 'Kamu belum
beriman, tetapi katakanlah, 'Kami telah tunduk." (al-Hujuurat: 14).
Dan, jika masuk Islam dengan sebenar-benarnya, maka hal itu didasarkan
pada firman Allah, "Sesungguhnya agama (yang diridhai) di sisi Allah
hanyalah Islam" (Ali Imran: 19), "Dan barangsiapa mencari agama selain
agama Islam, maka sekali-kali tidak akan diterima (agama itu)
daripadanya."(Ali-Imran: 85)
21. Dari Sa'ad رضي الله عنه
bahwa Rasulullah صلی الله عليه وسلم
memberikan kepada sekelompok orang, dan Sa'ad sedang duduk, lalu
Rasulullah صلی الله عليه وسلم
meninggalkan seorang laki-laki (Beliau tidak memberinya, dan 2/131).
Lelaki itu adalah orang yang paling menarik bagi saya (lalu saya
berjalan menuju Rasulullah صلی الله عليه وسلم
dan saya membisikkan kepadanya) lantas saya berkata, "wahai
Rasulullah, ada apakah engkau terhadap Fulan? Demi Allah saya
melihat dia seorang mukmin." Beliau berkata, "Atau seorang muslim."
Saya diam sebentar, kemudian apa yang saya ketahui dari Beliau itu
mengalahkan saya, lalu saya ulangi perkataan saya. Saya katakan,
"Ada apakah engkau terhadap Fulan? Demi Allah saya melihatnya
sebagai sebagai seorang mukmin." Beliau berkata, "Atau seorang
muslim". Saya diam sebentar, kemudian apa yang saya ketahui dari
Beliau mengalahkan saya, dan Rasulullah صلی
الله عليه وسلم
mengulang kembali perkataannya. (Dan dalam satu riwayat disebutkan:
kemudian Rasulullah صلی الله عليه وسلم
menepukkan tangannya di antara leher dan pundakku). Kemudian beliau
bersabda, "(Kemarilah) wahai Sa'ad! Sesungguhnya saya memberikan
kepada seorang laki-laki sedang orang lain lebih saya cintai
daripada dia, karena saya takut ia dicampakkan oleh Allah ke dalam
neraka."
Abu Abdillah berkata, "Fakubkibuu 'dibolak-balik'. Mukibban,
seseorang itu akabba apabila tindakannya tidak sampai
menjadi kenyataan terhadap seseorang lainnya. Apabila tindakan itu
terjadi dalam kenyataan, maka saya katakan, "Kabbahul-Laahu
bi wajhihi 'Allah mencampakkan wajahnya', wa kababtuhu ana
'dan saya mencampakkannya'." [Abu Abdillah berkata, "Shalih bin
Kaisan[13] lebih tua daripada
az-Zuhri, dan dia telah mendapati Ibnu Umar" 2/132].
[13] Saya katakan, "Yakni yang disebutkan
pada salah satu jalan periwayatan hadits ini."
Sumber: Ringkasan Shahih Bukhari - M. Nashiruddin Al-Albani -
Gema Insani Press (HaditsWeb)
No comments:
Post a Comment